Ahad, 24 April 2011

Ya Allah..

Ya Allah..
Tangan ini tangan-Mu
Kaki ini kaki-Mu
Jasad ini milik-Mu.

Tapi mengapa.
Tergamak aku mengotorinya!
Tergamak aku menodainya!
Tergamak aku mengingkari suruhan-Mu!
Tergamak aku melakukan kemaksiatan!

Ya Rabbi..
Akal ini milik-Mu,
Rasa ini milik-Mu,
Segalanya milik-Mu

Tapi mengapa.
Tegar aku mengkhianati-Mu.
Tegar aku melupai janjiku pada-Mu.
Tegar aku berpaling dari-Mu.
Sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri Ya Rabbi..
Masihkah ada ruang ampunan buatku Ya Tuhan..
Sudikah Kau menerima taubatku..
Aku hamba-Mu yang hina dina.
Sering lupa dan alpa.
Terjatuh kemudian bangkit lalu jatuh semula.
sampai bila ianya akan berakhir.

Ampunkan dosaku Ya Tuhan. Terimalah taubatku Ya Allah.
Sesungguhnya, aku hanyalah hamba-Mu.
Hanya milik-Mu.

ratib cinta

Saat Ratib Cinta bergema,
Aku tertunduk kaku,
Memikul labuhan dusta dan dosa semalam,
Merenung mencari kembali lambaian kasihNya,
Setelah melewati silam yang kelam suram.
Saat Ratib Cinta bergema,
Titis-titis air mata rindu mengalir lesu,
Terhimpit antara keluh kesah dunia yang tidak pernah sudah,
Merenung mencari kembali lambaian kasihNya,
Setelah silam durjana mematikan hatiku.
Saat Ratib Cinta bergema,
Terpaku aku di hamparan sejadah rindu,
Meniti sepertiga malam yang kaku bisu,
Menanti sinar cahayaNya menyuluh,
Suram hati yang gersang tanpa kasihNya.
Ratib Cinta akan terus bergema,
Tanpa jemu dan lelah,
Menanti pengampunanNya,
Kerana aku tahu Dialah segalanya.
Ya Allah,
Andai ini Ratib Cinta terakhirku,
Ampuni segala khilaf semalamku,
Ya Rabbi.

pergilah kekasih


uKulewati pantai ini kekasih
Seperti sebelumnya diri seakan tersisih
Di pantai indah inilah kenangan masih tersisip
Naluri meronta lalu tercuit
Bak ombak menghempas ke persisir 
Pantai dilambung gelora membadai
Dengan rakus angin menyingkir
Sapaan bayu lembut berdesir
Pepohonan meliuk melambailambai
Guruh berdentum juga petir
Kebasahan kuditimpa hujan melanda
Derita di kala dini hari takkan terungkai
Disaat bahagia kauberi kutuba
Lalu kubawa diri merawat nestapa
Di hujung lorongkan tercipta suatu sirna ceria
Sekujur tubuhkau kuusir
Hati kian tipis
Jiwa nan terhakis
Hanya menanti kata-kata bakalan terucap meniti di bibir

selamat tinggal kekasih

Kekasih
Pertamakali perjumpaan
Kuhulur kusambut perkenalan
Kucium kuberi kucupan
Yang tulus dan luhur kuhulurkan
Buatkau, kekasihku harapkan
Semoga selamanya perhubungan
Biar mekar dan segarkan terjalin aman
Badai yang datang tidak terdugakan
Berulangkali kau persiakan harapan
Tercela sungguh perasaan
Aku hanyalah insan
Punya jiwa sering berantakkan
Biarku layangkan
Berkelana membawa derita tanpa haluan
Tanpa berpalingku buat keputusan
Selamat tinggal kekasih yangku cintakan